Senin, 23 Januari 2017

NEMATODA (CACING CAMBUK)

NEMATODA

Disusun oleh:
Ami Aida N
Fithri Nur A
Feryka Hidayat
Yoga Panji Pratama


Morfologi umum
Ø   Bentuknya panjang silindris, tak bersegmen, mempunyai rongga tubuh yang di dalamnya terdapat alat cerna dan alat kelamin.
Ø   Umumnya tiap-tiap ujung makin kecil, kutikula licin dan kadang-kadang bergaris.
Ø   Umumnya kelamin terpisah (dapat dibedakan jantan dan betinanya)
Ø   Bentuk jantan lebih kecil daripada bentuk betina
Ø   Bagian posterior yang jantan melengkung ke arah ventral, sedang betina lurus dan runcing atau membulat. 

Ciri-ciri Nematoda
ü   Ada tidaknya cavum buccalis (rongga mulut)
ü   Ada tidaknya gigi atau lempeng pemotong dalam cavum buccalis
ü   Bentuk bagian posteriornya, yaitu ada tidaknya bursa bagi jantan, atau melengkung ke arah ventral
ü   Ada tidaknya bibir, bagian yang mengelilingi mulut

Jenis umum Nematoda
Ø Ascaris lumbricoides (Cacing gelang)
Ø Enterobius vermucularis Syn. (Cacing kremi)
Ø Trichuris trichiura Syn. Trichocephalus tricuhara (Cacing cambuk)
Ø Strongyloides stercoralis, dan Strongyloides ransomi (Cacing benang)
Ø Necator americanus, dan Anclostoma duodenale (Cacing tambang)
Ø Ascaris suum (Cacing gilig)
Ø Hyostrongylus rubidius (Cacing lambung merah pada babi)
Ø Oesophagustomum dentatum (cacing noduler)

Endoparasit pada ternak babi
Endoparasit merupakan jenis parasit yang hidup didalam tubuh inang. Endoparasit dapat pula menjadi patogen karena inang menderita malnutrisi atau terjadi penurunan daya imunitas tubuh Kesehatan Ternak Babi dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kondisi lingkungan pemeliharaan, makanan, pola manajemen, bibit penyakit dan kelainan – kelainan metabolisme. Presentase ternak yang sakit oleh endoparasit dapat mencapai 30% dan angka kematian yang bisa ditimbulkan adalah sebanyak 30% .
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah parasit sehingga mampu berkembang serta mencapai kematangan seksual tergantung pada :
Ø kesempatan hospes berkenalan dengan parasit,
Ø biologi parasit,
Ø tingkat kerentanan hospes.
 Tiap parasit memiliki sifat khusus dalam daur hidupnya dan kemampuan dari parasit untuk menghasilkan keturunannya.
Parasit akan bertahan tergantung pada jumlah telur yang dihasilkan, panjang waktu menghasilkan telur dan jumlah telur yang dihasilkan setiap hari

Spesies Trichuris trichiura (cacing cambuk)

Taksonomi
Berdasarkan klasifikasi taksonomi dalam (Soulsby, 1986) cacing ini termasuk dalam klasifikasi :
Filum     : Nemathelminthes
Kelas     : Nematoda
Ordo     : Enoplida
Famili    : Ttichinelloidea
Genus   : Trichuris
Spesies : Trichuris trichiura

Morfologi
Trichuris trichiura lebih dikenal dengan nama cacing cambuk karena secara menyeluruh bentuknya seperti cambuk.
Sampai saat ini dikenal lebih dari 20 spesies Trichuris spp, namun yang menginfeksi manusia hanya Trichuris trichiura dan Trichuris vulpis.
3/5 dari seluruhnya dari cambuk dilalui oleh oesuphagus yang sempit yang merupai rantai merjan, dinding tipis terdiri dari satu lapis sel, panjangnya hampir sama dengan bagian tubuh yang halus, tidak memiliki bulbus esophagus. Bagian posterior yang tebal 2/5 dari seluruhnya berisi usus dan seperangkat alat reproduksi.
Perbedaan cacing jantan & betina
Cacing jantan :
Panjang 35-45 mm, bagian posterior melingkar dengan satu spiculum dan sarung yang retraktil.
Terdapat satu spikulum berbentuk lanset/pedang menonjol keluar melalui selaput restraksi.
Cacing betina :
Panjang 35-50 mm bagian posterior membulat tumpul
organ kelamin tidak berpasangan (simpleks)
      Sehari menghasilkan telur 3.000 – 4.000 telur dapat sampai 10.000 telur.

    Cacing dewasa
    Cacing dewasa berwana merah muda, melekat pada dinding sekum dan pada dinding apendiks,   kolon atau bagian posterior ileum. Bagian tiga perlima anterior tubuh langsing, dan bagian     posterior tebal, sehingga meyerupai cambuk.

Telur :
Berbentuk sperti tempayan (gentong) dengan semacam tutup yang jernih dan meonjol kedua kutub 
Dindingnya terdiri dari 2 lapis, bagian dalam jernih dan bagian luar berwarna kecoklatan
 Ukuran 50-54 µ x 23µ
Telur ini terapung dalam larutan garam jenuh.

Siklus hidup
Siklus hidup cacing ini diawali dari keluarnya telur bersama feses babi penderita >> dalam 6 sampai 7 hari menjadi telur infektif >> Telur infektif tertelan, larva infektif akan keluar di dalam usus halus dan sehari setelah infeksi larva menembus dinding >> Setelah 5 sampai 7 hari, larva kembali masuk ke dalam lumen usus halus dan bermigrasi ke kolon >> dan berubah menjadi cacing dewasa.
Telur pertama tampak pada tinja penderita setelah 41 hari infeksi >> Infeksi oleh cacing ini mengakibatkan diare disertai bintik-bintik darah, serta penurunan berat badan yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup tinggi.

Penyakit
Trichuriasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Trichuris trichiura.

Cacing ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia bila menginfeksi dalam jumlah yang banyak. Penyakit ini terutama terjadi di daerah subropis dan tropis, dimana kebersihan lingkungannya buruk serta iklim yang hangat dan lembab memungkinkan telur dari parasit ini mengeram di dalam tanah.

Cara berkembang biak di dalam tubuh manusia
Infeksi terjadi jika manusia menelan makanan yang mengandung telur parasit yang telah mengeram di dalam tanah selama 2-3 minggu.
Larva akan menetas di dalam usus halus lalu berpindah ke usus besar dan menancapkan kepalanya di dalam lapisan usus.
Setiap larva akan tumbuh sepanjang 12,5 cm. Cacing betina dewasa menghasilkan sekitar 5000 telur/hari dan dibuang melalui tinja.

Gejala klinik
Pada infeksi berat dan menahun menyebabkan disentri, prolapsus rekti, apendesitis, anemia berat, mual dan muntah. Disentri yang terjadi dapat menyerupai amebiasis. Infeksi pada umumnya ringan sampai sedangdengan sedikit/tanpa gejala
Cacing ini biasanya menetap pada sekum. Pada infeksi yang ringan kerusakan dinding mucosa usus hanya sedikit.

Diagnosis
Diagnosis infeksi cacing cambuk mudah ditegakkan dengan menemukan telur yang terdapat dalam tinja. Jumlah telur-telur ini sangat berbengaruh terhadap terjadinya infeksi, karena infeksi ringan biasanya tidak menyebabkan masalah dan tidak memerlukan pengobatan. Pada pemeriksaan contoh tinja dengao mikroskop, akan ditemukan telur parasit.

Pengobatan
Obat yang di gunakan yaitu mebendazol dengan dosis 10mg X 3 hari, dengan tindakan lanjutan pemeriksaan tinja 2-4 minggu setelah pengobatan,
Mebendazol tidak boleh di berikan untuk ibu hamil karena bisa membahayakan janin.

Cara kerja obat
Mebendazole menghalangi sintesis-mikrotubulus dalam nematoda, dan dengan demikian menghentikan ambilan glukosa secara irreversible. Parasit-parasit intestinal dilumpuhkan atau mati perlahan-lahan, dan pembersihannya dari saluran gastrointestinal belum dapat terpenuhi hingga beberapa hari setelah pengobatan. Mebendazole membasmi cacing tambang, ascaris, dan telur-telur trichuris. Pada manusia, mebendazole cenderung tidak giat. Obat ini dapat dikonsumsi sebelum dan sesudah makan; tablet harus dikunyah sebelum ditelan. 

Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya penyakit ini perlu diperhatikan hal-hal berkut:
ü    Gunakan jamban yang bersih
ü   Tingkatkan kebersihan individu
ü   Hindari sayuran yang belum dicuci bersih.

~Semoga Bermanfaat~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar